Sabtu, 03 Juli 2010

Makanan Khas Solo


Meskipun Bukan Ibukota Propinsi, Namun Solo bersetatus sebagai kota besar dan menjadi salah satu kota terpenting di Indonesia, dikarenakan masyarakatnya mempunyai karakter yang kuat, yaitu lembut dalam bahasa, tingkah laku, serta tutur kata. Namun di samping masih mempertahakankan kehidupan tradisinya, penduduk Solo juga mengadopsi kehidupan modern, seperti banyaknya hotel berbintang, kafe, pub, bar, diskotik, terutama anak mudanya, seiring perkembangan jaman.

Di Indonesia, Solo merupakan kota berperingkat kesepuluh kota terbesar (setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makasar,Denpasar, Palembang, dan Yogyakarta,), dengan ciri kehidupannya yang sangat khas, yaitu tenang, tentram, dan adem ayem.
Bandara Internasional di Solo adalah Bandara Internasional Adi Sumarmo, dengan maskapai penerbangan Garuda, Lion Air, dan Sriwijaya Air untuk penerbangan Jakarta-Solo PP sebanyak total 7 kali sehari, dan Silk Air untuk penerbangan Solo-Singapura PP satu kali sehari, di samping penerbangan langsung ke Mekah/Jedah, Arab Saudi dikarenakan Solo sebagai embarkasi Haji untuk wilayah Jateng&DIY.
Nasi Liwet mungkin adalah makanan khas Kota Solo yang paling terkenal, yang ketenarannya telah menyebar ke segala penjuru, dan sudah masuk menjadi menu di hotel-hotel berbintang di kota-kota besar di Indonesia.

Di Solo sendiri Nasi Liwet sudah sangat membumi, hingga setiap saat dan hampir dimanapun, anda akan dapat menemukan Nasi Liwet dengan mudah. Mulai dari Nasi Liwet yang paling terkenal di Solo, Nasi Liwet Wongso Lemu yang berlokasi di Keprabon (Jalan Teuku Umar) dan Nasi Liwet Yu Sani yang berlokasi di kawasan Solo Baru yang berjualan di malam hari hingga para mBakyu yang berjualan di pagi hari dengan berkeliling diperumahan.

Pada dasarnya Nasi liwet adalah beras yang dimasak dengan santan dan kaldu ayam sehingga hasil akhirnya membuat nasi terasa gurih, beraroma dan lezat. Kemudian, nasi tersebut dicampur dengan sayuran jipang (labu siam) yang dimasak pedas, telur pindang rebus, daging ayam yang disuwir, kumut (terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Sering juga ditambah dengan usus ayam, hati/ampela yang direbus, bacem tahu tempe atau rambak kulit sapi sebagai pelengkap. Penyajiannya pun tidak menggunakan piring, tetapi dengan daun pisang yang dipincuk. maknyus tenan..

Timlo Solo
Timlo, bukan Kimlo adalah salah satu makanan khas di Kota Solo. Berbeda dengan makanan sejenis yang dimiliki daerah lain, Timlo Solo tidak mempergunakan soun dan jamur merang.

Untuk menikmati rasa Timlo yang khas Solo, anda harus datang ke Timlo Sastro di daerah Balong Pasar Gede atau di cabangnya di Pasar m’Beling dan Timlo Solo di Jl. Urip Sumoharjo. Tempat ini benar-benar jagonya timlo. Timlo Solo adalah hidangan berkuah bening yang berisi ’sosis’ daging ayam yang dipotong-potong, potongan telur pindang, hati dan ampela ayam.

Timlo Sastro mempunyai cara menghitung pesanan yang unik, pesanan tidak dicatat di atas kertas, melainkan ditulis di atas papan tulis kecil (Sabak) dan baru kemudian harganya dijumlah. Semangkuk Timlo komplit dapat dinikmati dengan harga yang relatif murah.

Semangkuk Timlo panas, dimakan bersama nasi putih yang ditaburi bawang goreng dan ditemani segelas es jeruk pasti akan membuat anda ingin kembali berulang kali.

Sumber : http://hafidz.blog.uns.ac.id/2009/04/26/makanan-khas-solo/


0 komentar:

Posting Komentar